Rabu, 14 Oktober 2015

Putih Abu Abu

SMK – Masa di mana aku masih mengenakan seragam putih abu-abu yang bau matahari. Masa yang tak pernah bisa dengan mudah aku lupa, tempatku bersuka ria dengan para sahabat yang sekarang sudah menjalani hidupnya sendiri-sendiri.

Masa di mana aku mulai mengenal cinta, yang kujalani dengan malu-malu namun tak kurang tulusnya bahkan gagal sekali pun. Dan satu hal yang selalu lekat di dalam lingkar kepala, gedung sekolah. Tempat segala sudutnya menyimpan cerita.

Andai saja aku bisa sekali lagi merasakan masa itu. Hati ini sudah benar-benar rindu.

Hallo Gedung Sekolah?


Gedung SMK MUHAMMADIYAH 2 PAGUYANGAN
Masihkah kamu berdiri gagah, menyambut terik matahari dan hujan dengan tak peduli? Atau justru cat tuamu luntur terkelupas, perlahan-lahan, namun pasti?
Dan masih adakah corat-coret hasil karya murid jahil yang ada di badanmu? Maklumi saja tingkah mereka, itu hanya untuk sementara. Mereka hanya ingin sedikit melekatkan identitas, sekedar meninggalkan tanda sederhana.

Ingat sekali ketika pertama kali Aku memandangimu dari kejauhan, ketika itu aku masih berseragam putih biru. Tak pernah terlintas diotakku bahwa aku akan melanjutkan pendidikan di tempatmu. Namun apa daya, nilai ijazah SMP yang tak mencukupi menghanguskan mimpi untuk mencari ilmu di tempat yang kuingini.

Memang inilah jalan yang harus ku tempuh. Nanti aku akan juga bakalan bertemu manusia-manusia baru yang menggenapkan cerita seru tentang masa mudaku.

Dan benar saja, di tempatmulah aku menemukan ragam sahabat dan cerita yang tak pernah terlupa dan pasti akan ku tuturkan ke anak cucu.


Gedung sekolah ku tempat dimana aku menimba ilmu 
Dari Gerbang Sampai Lapangan Memberi Cerita

Halaman SMK MUHAMMADIYAH 2 PAGUYANGAN
Kegiatana setiap hari sabtu latihan HW 
Masih terlintas di otak ku ketika kami harus mandi sinar matahari saat latihan baris berbaris hingga membuat kulit kami makin hitam. Atau bahkan saat halaman depan gedungmu menampung kami demi kegiatan latihan kemah pramuka di hari Sabtu. Dan yang tentu selalu ku ingat adalah upacara senin pagi, dimana kami semua selalu mengikuti upacara dengan setengah hati pun ketika harus menerima hukuman saat lupa membawa dasi.
Memang lapangan itu selalu berjasa memenuhi kegiatan ku dan kawan-kawan. Slalu memberikan tempat duduk terbaik ketika jam istirahat tiba. Iya, pohon cengkih besar yang menaungi merupakan tempat sempurna bagi para siswa untuk bercengkerama.

Ruang kelas kesayangan ku. Apakah kursi dan meja mu masih menyimpan sedikit coretan ku?


Masih adakah coretan di meja dan kursi mu?

Sahabat ku engkau tetap sahabat ku 


Sekarang aku ingin kembali mengenang akan bagian dalam mu. Bagaimana rupa dirimu saat ini? Apakah masih ada meja kayu dengan ukiran namaku di ruang kelas yang dulu ku tempati? Saksi bisu aksiku bersama kawan-kawan saat bertukar jawaban di setiap ulangan diadakan.

Satu lagi tempat yang selalu membuatku ingin kembali bertandang ke tempatmu. Kantin sekolah, tempat paling nyaman untuk kabur dari pelajaran membosankan atau bahkan sekedar bertukar cerita bersama kawan sambil melahap satu dua bakwan. Kau Juga yang menjadi saksi dari kami yang jatuh cinta untuk kali pertama

betapa indahnya ketika dulu aku masih berseragam putih abu-abu dan menyimpan rasa suka pada teman kelasku.
Di tempat itulah aku pertama kali jatuh cinta, suka terhadap teman sekelas namun hanya berani berbicara dalam hati. Memandanginya dalam diam juga sengaja lewat di depan kelas hanya demi melihatnya sedetik dua detik. Yah, hanya kamulah yang tahu karena kamu yang selalu mengamati gerak-gerik manusia yang ada di rongga dalammu.

Selain kisah cintaku yang hanya kunikmati dalam diam, kamu juga menjadi saksi cerita cinta lain yang terjalin antar siswa. Kebahagiaan sekaligus kebanggaan mereka ketika menggandeng pacar baru.

Kisah cinta di mulai dari asa Putih Abu Abu


Betapa indahnya masa itu. Ketika permasalahan yang terberat di hidup hanyalah PR, ulangan kimia, putus dengan pacar, atau berselisih pendapat dengan kawan. Ya, dinding diammu juga pernah menjadi saksi saat aku memutuskan untuk tidak menyapa dengan satu dua kawan hanya karena kesalahpahaman. memang banyak sekali cerita seru yang menghiasi masa mudaku di gedung itu.

Semua kenangan dan cerita yang terjadi di gedung tuamu tidak akan ku lupa  begitu saja. Semua cerita itu masih akan tersimpan di ruang hatiku. Yah, memang aku tidak akan pernah bisa meninggalkan kenangan di saat aku masih memakai seragam putih abu-abu kebanggaan.

Terimakasih sekolahku, atas pengalaman dan cerita tak terlupa yang pernah terjalin di masa SMK ku. Esok, saat aku pulang ke kampung halaman, aku berjanji akan meluangkan waktu untuk bertandang. Demi melepaskan rindu akan kenangan masa putih abu-abu ku.